
Sejahtera news Jakarta Timur – Suasana hangat penuh kekhidmatan menyelimuti Wisma Yatim Elmuqi, Kamis malam (2/10/2025). Seperti biasanya, rangkaian doa bersama dan santunan pekanan untuk anak-anak yatim digelar dengan penuh kebersamaan. Namun, malam itu ada momen berbeda yang membuat perhatian tertuju ke langit-langit gedung: petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta Timur harus turun tangan mengevakuasi sarang tawon berbahaya yang bersarang di area sulit dijangkau.
Kegiatan doa bersama dan santunan uang saku merupakan agenda rutin Yayasan Elmuqi sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak yatim. Seusai acara, suasana hening berubah tegang ketika petugas Damkar mulai melakukan operasi evakuasi. Sarang tawon yang diketahui sudah cukup besar dan dihuni ratusan ekor tawon berbisa itu dianggap membahayakan keselamatan penghuni dan anak-anak binaan.
Ketua Yayasan Elmuqi, Ustadz Sabi Sabilillah S. H., menegaskan bahwa evakuasi ini adalah bagian dari tanggung jawab besar dalam menjaga aset yayasan. “Ini dalam rangka pemeliharaan gedung yang menjadi amanah dari para donatur, sekaligus untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan seluruh civitas yayasan. Jangan sampai ada yang disengat oleh tawon yang bersarang di situ,” ujarnya.
Evakuasi bukan perkara mudah. Dengan perlengkapan khusus, petugas Damkar harus berhati-hati menembus area tinggi yang sulit dijangkau. Cahaya lampu sorot diarahkan ke lokasi, sementara sejumlah relawan dan pengurus yayasan turut berjaga memastikan anak-anak tetap berada di area aman.
Petugas logistik Elmuqi, Sinang, mengaku tidak menyangka ada sarang tawon sebesar itu di area bangunan. “Awalnya kami tidak sadar kalau ada sarang tawon di atas sana. Tapi lama-kelamaan sarang makin membesar, dengan tawon berukuran cukup besar dan jumlahnya banyak. Itu membuat kami khawatir ketika beraktivitas di sekitar lokasi,” terangnya.
Langkah cepat evakuasi dinilai tepat. Selain untuk melindungi anak-anak yatim yang beraktivitas setiap hari di Wisma Elmuqi, tindakan itu juga menjaga kenyamanan donatur, relawan, dan masyarakat yang kerap hadir dalam kegiatan keagamaan maupun sosial di yayasan.
Malam itu, kebersamaan antara doa, santunan, dan kerja nyata terlihat jelas. Anak-anak yang semula cemas akhirnya bisa bernapas lega setelah petugas berhasil menurunkan sarang tawon dengan selamat. Sorak kecil kelegaan terdengar, menandai malam itu bukan hanya tentang ibadah dan berbagi kasih, tetapi juga tentang menjaga keamanan bersama.
Evakuasi sarang tawon di Wisma Elmuqi menjadi simbol kepedulian bahwa menjaga amanah bukan hanya soal memberikan santunan, melainkan juga memastikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua. Sebuah malam yang menorehkan kesan epik: antara doa, kepedulian, dan perjuangan melawan ancaman kecil namun berbahaya.(Parmo)


